Jika kita mencari di kolom pencarian internet dengan kata kunci "jurusan kuliah paling santai" maka tentu program studi Ilmu komunikasi menjadi salah satu di antaranya. Selain itu banyak konten video pendek di media sosial yang menunjukkan betapa santainya program studi ini, contohnya dapat kita temukan konten perbandingan mahasiswa komunikasi dengan mahasiswa teknik, pada saat mahasiswa teknik berjibaku dengan laporan dan praktikum, sebaliknya mahasiswa komunikasi sibuk memikirkan outfit yang mereka pakai di hari perkuliahan esok hari.
Namun label yang diberikan kepada mahasiswa komunikasi sangat kontekstual. Jika ditelusuri lebih dalam maka akan ditemukan fenomena yang cukup umum dialami oleh mahasiswa, salah satu permasalahan yang sering ditemukan adalah burn out, seperti yang tertera pada halaman web siloamhospitals.com Burnout adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa terlalu lelah, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Permasalahan ini dialami oleh Adit, mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur.
“Setiap hari kayak merasa banyak tekanan, sampai susah tidur, karena kayak merasa, apa ya, saking banyaknya bingung mau ngerjain apa dulu. Kalau misalnya udah bingung, sampai di titik posisi, gak dikerjain sama sekali... Di posisi kayak malas, tapi tertekan.”
Sebuah konsep dalam psikologi menjelaskan bahwa jika seseorang ditimpa pekerjaan yang terlampau mudah, maka ia akan bosan, namun jika ditimpa pekerjaan yang terlampau sulit maka akan mengalami burn out. Maka butuh manajerial yang baik supaya kesehatan fisik dan mental tetap terjaga dan bertahan hingga tiap ujung semester. Namun yang menarik adalah memperhatikan apa yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak ada pekerjaan dari kampus.
“Waktu aku nggak ngapa-ngapain, ya biasanya aku menghabiskan waktu atau lebih ke melampiaskan itu ke musik sih. Kayak ngedengerin musik sampai ketiduran.”
Setiap aktivitas refreshing yang dilakukan mencerminkan kepribadian mahasiswa. Tentu aktivitas "pembunuh waktu" ini memiliki dampak yang berbeda kepada setiap mahasiswa.
“Dampak yang aku rasakan adalah badan jadi lebih fresh, pikiran lebih fresh lagi, jadi plong meskipun masih ada masalah, cuman masih bisa teratasi... semua ide-ide itu bakal muncul buat memecahkan masalah satu per satu.”
Banyak mahasiswa pada awal semester yang mempunyai misi bergabung dengan banyak organisasi, pada fakta lapangan apakah dengan organisasi keterampilan kita bertambah atau hanya menambah beban kuliah?
“Setiap mahasiswa kan, mereka kan pasti memiliki harapan dalam berkuliah. Misal dia itu kuliah, selain mendapatkan ilmu, juga mendapatkan pengalaman dan juga relasi... Tapi malah justru dari organisasi ini memberikan beban dan pressure.”
Burn out dan permasalahan mahasiswa yang lain tentu menjadi bumbu dalam perjalanan mahasiswa dari mahasiswa baru hingga mahasiswa akhir, lalu tentu masing-masing memiliki jalan keluar tersendiri untuk mengatasi semua itu.
“Kalau misalnya masalahnya itu karena tekanan, cukup menghindar dari suatu tekanan tersebut. Bukan berarti melarikan diri sih, cuman menghindar sementara.”
Ekspektasi yang tinggi dan kalkulasi yang salah tentang segala aspek di perkuliahan akan berujung kepada kekecewaan di kemudian hari, maka untuk menghindari itu mahasiswa harus paham betul "medan peperangan" yang tengah ia hadapi.
“Kalau dia memiliki ekspetasi tinggi dalam satu hal yang dia lakukan... mungkin hal yang harus dilakukan dia adalah selanjutnya dengan cara mengurangi ekspetasinya, tidak berharap tinggi-tinggi, dan melakukan apa adanya meskipun sederhana, simple, tapi tercapai.”
Referensi
Siloam Hospitals Medical Team. (2024, August 22). Apa itu Burnout? Ini Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya. siloamhospitals.com. Retrieved May 29, 2025, from https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-burnout
0 Komentar